SEJARAH SYAIR HASSAN BIN TSABIT
Hasan Bin Tsabit
Nama lengkapnya adalah Abu Walid Hasan bin Tsabit al Anshari, penyair Rasulullah, pujangga muhadramin dan termasuk Bani Najjar penduduk Madinah. Dia termasuk sahabat yang mempunyai kemampuan dalam berpuisi. Karena berasal dari kaum yang dikenal sebagai kaum yang punya cita rasa puisi yang bagus. Maka tidak mengherankan jika kemudian Hasan bin Tsabit mempunyai bakat itu, karena dia hidup pada dua masa, yaitu jahiliyah dan Islam. Dibesarkan di zaman jahiliyah dan mempunyai nama pada waktu itu, dapat bertemu dengan pujangga-pujangganya bahkan dapat mengatasi sebagian besar dari mereka, memuji raja-raja Manadzirah dan GHassaniah di masa jahiliyah dan pergi menemui mereka, mendapatkan hadiah-hadiah dan pemberian- pemberian dari mereka. Yang paling banyak mendapatkan pujian-pujiannya adalah keluarga Jafr dari raja Ghassan karena antara penduduk Yatsrib (Madinah) dan Ghasaniyah ada hubungan kerabat dan bertetangga. Maka dia menerima pemberian-pemberiannya terus menerus tanpa putus, sampai dia masih menerima pemberian itu setelah masuk Islam dan mereka masuk Nasrani.
Kalau kita membaca sejarah, syair ini diciptakan oleh sahabat Nabi Muhammad SAW yang bernama Hassan Bin Tsabit. Beliau adalah salah satu penyair Islam yang sangat terkenal pada masanya. Beliau dilahirkan di kota Madinah tahun 563 M. Nama lengkap beliau adalah Hassan Ibn Tsabit Ibn al-Mundzir al-Khazraji al-Anshari.
Rasulullah mengangkat Hasan Bin Tsabit secara resmi sebagai penyair islam. Beliau sangat bangga kepada Hasan bin Tsabit karena syair-syair yang diciptakannya mampu menangkis hinaan dan celaan orang-orang Quraisy. Ketika orang-orang Quraisy melantunkan syair yang bernada penghinaan kepada Rasulullah maka Hasan Bin Tsabit tampil membuat syair balasan. Bagaikan tombak yang merobek jantung, syair Hassan Bin Tsabit membuat orang-orang Quraisy terdiam membisu karena tak sanggup membuat syair tandingannya.
Diceritakan pada saat itu Nabi Muhammad SAW sedang bersedih. Kemudian beliau meminta Hassan Bin Tsabit untuk menghibur dengan membacakan sebuah syair yang berbunyi :
قَرَأْنَا فِي الضُّحَى وَلَسَوْفَ يُعْطِيْك * فَسَرَّ قُلُوْبَنَا ذَاكَ العَطَاءُ
Kami telah membaca dalam Surat Ad-Dhuha firman Allah, “Wala Saufa Yu’thika….”; maka karunia besar itu membuat hati kami menjadi sangat senang.
وَأَحْسَنُ مِنْكَ لَمْ تَرَ قَطُّ عَيْنِي * وَأجْمَلُ مِنْكَ لَمْ تَلِدِ النِّسَاءُ
Mataku benar-benar tidak pernah melihat orang sebaik dirimu, dan tidak pernah ada seorang perempuan-pun yang melahirkan orang seperti dirimu.
حَاشَاكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ تَرْضَى * وَفِيْنَا مَنْ يُعَذَّبُ أوْ يُسَاءُ
Wahai Rasulullah… engkau pastilah tidak akan rela jika di antara kami ini ada yang disiksa atau dihinakan.
خُلِقْتَ مُبَرَّءًا مِنْ كُلِّ عَيْبٍ * كَأنَّكَ قَدْ خُلِقْتَ كَمَا تَشَاءُ
Engkau (wahai Rasulullah) diciptakan dalam keadaan suci dari segala aib, seakan engkau diciptakan sesuai keinginan dirimu sendiri.
نَبِيٌّ هَاشِمِيٌّ أبْطَاحِيٌّ * شَمَائِلُهُ السَّمَاحَةُ وَالـْـوَفَاءُ
Engkau adalah seorang Nabi, dari Bani Hasyim, berasal dari Abtah, yang sifat-sifatnya sangat pemurah dan pemaaf serta menepati janji.

Komentar
Posting Komentar