HAKIKAT, TEORI, DAN METODE RESEPSI SASTRA


 Hakikat Resepsi Sastra

Resepsi sastra adalah pendekatan penelitian sastra yang tidak berpusat pada teks semata. Karena teks sastra bukan satu-satunya objek penelitian, pendekatan ini tidak murni meneliti sastra. Teks sastra diteliti dalam kaitannya dengan pengaruhnya, yakni bagaimana pembaca menerima teks tersebut. Oleh karena itu, dasar pemikirannya adalah bahwa teks sastra ditulis untuk disajikan kepada pembaca.

Secara definitif, resepsi sastra berasal dari kata Latin recipere dan bahasa Inggris reception, yang berarti penerimaan atau penyambutan pembaca. Menurut Ratna (2008:165), resepsi diartikan sebagai pengolahan teks dan cara-cara pemberian makna terhadap karya sehingga pembaca dapat memberikan respons terhadapnya.

Pradopo (2013:206) menyebut estetika resepsi sebagai estetika yang didasarkan pada tanggapan-tanggapan atau resepsi pembaca terhadap karya sastra. Teeuw (2003:204) berpendapat bahwa resepsi sastra adalah keterkaitan antara karya sastra dengan perbedaan horizon pembaca, yang diwujudkan dalam bentuk tanggapan oleh pembaca. Dalam arti luas, resepsi didefinisikan sebagai cara pengolahan teks dan cara pemberian makna terhadap karya sastra sehingga dapat memberikan respons.

Junus (1985:1) mengungkapkan bahwa resepsi sastra diartikan sebagai pemberian makna oleh pembaca terhadap karya sastra yang dibacanya, sehingga pembaca dapat memberikan reaksi atau tanggapan terhadap karya sastra tersebut. Tanggapan ini bisa bersifat aktif maupun pasif. Tanggapan aktif ada

Teori Resepsi Sastra

Metode resepsi sastra mendasarkan diri pada teori bahwa karya sastra, sejak terbitnya, selalu mendapat tanggapan dari pembacanya. Maka, penelitian ini menitikberatkan pada analisis atas respons pembaca. Melalui respons pembaca yang berbeda-beda, suatu karya sastra menjadi lebih konkret. Hal ini sejalan dengan pendapat Jauss (1983:14) bahwa apresiasi pembaca pertama terhadap sebuah karya sastra akan dilanjutkan dan diperkaya melalui tanggapan-tanggapan dari generasi ke generasi.

Pradopo (2003:210) menyatakan bahwa dalam meneliti karya sastra berdasarkan resepsi sastra dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode resepsi sinkronik dan metode resepsi diakronik. Metode resepsi sinkronik meneliti karya sastra dalam hubungannya dengan pembaca sezaman, sedangkan metode resepsi diakronik mengkaji tanggapan pembaca dari generasi-generasi setelah masa penerbitan suatu karya sastra, serta melibatkan pembaca sepanjang sejarah. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode sinkronik, karena penulis ingin mengetahui tanggapan pembaca sezaman terhadap karya sastra mutakhir sehingga dapat disimpulkan kebermutuan sebuah karya sastra berdasarkan resepsi pembaca.

Cakrawala Harapan atau Horizon Harapan

Cakrawala harapan adalah harapan pembaca terhadap teks yang telah dibacanya. Setiap individu memiliki tanggapan berbeda terhadap sebuah karya sastra, sebagaimana diungkapkan oleh Pradopo (2013:207). Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan cakrawala harapan 

Metode Penelitian Resepsi

Menurut Teeuw (2003:171-175), penelitian dengan metode resepsi sastra secara umum dapat dirumuskan dalam tiga pendekatan, yaitu:

1. Metode Resepsi Sastra Secara Eksperimental

Metode ini melibatkan penelitian langsung dengan menghadapkan pembaca pada karya sastra tertentu dan mengumpulkan tanggapan mereka. Dalam penelitian ini, metode resepsi eksperimental digunakan, dan pembahasan akan difokuskan pada metode ini.

2. Metode Resepsi Sastra Melalui Kritik Sastra

Pendekatan ini melibatkan analisis kritis dari tanggapan para kritikus sastra terhadap karya tertentu, mencakup ulasan, komentar, dan kritik yang diterbitkan dalam berbagai media.

3. Analisis Resepsi Sastra dengan Pendekatan Intertekstualitas

Pendekatan ini memfokuskan pada hubungan antar-teks (intertekstualitas) dan bagaimana teks baru mempengaruhi atau ditafsirkan dalam konteks karya-karya sebelumnya.

Metode Eksperimental dalam Resepsi Sastra

Metode resepsi eksperimental dilakukan melalui studi lapangan. Dalam metode ini, peneliti menyajikan karya sastra kepada pembaca tertentu secara individu, yang kemudian diminta memberikan tanggapan melalui serangkaian pertanyaan. Jawaban pembaca dianalisis secara sistematis untuk memahami pandangan dan interpretasi mereka terhadap karya tersebut. Selain itu, jawaban-jawaban yang tidak terarah atau bebas juga dianalisis secara kualitatif (Teeuw, 2003:171).


Komentar