Pengertian Kritik Sastra : Konsep dan Definisi dalam Perspektif Arab dan Barat dan Indonesia


Memahami Al-Adab: Sastra dalam Perspektif Arab dan Kritik Sastra yang Mendalam

Sastra Arab, atau dikenal sebagai Al-Adab, memiliki dua cabang besar yang saling melengkapi: Al-Adab al-Wasfi (sastra deskriptif/nonimajinatif) dan Al-Adab al-Insyai (sastra kreatif/imajinatif). Artikel ini mengulas secara mendalam pembagian tersebut, dengan fokus khusus pada kritik sastra (Naqd al-Adab), baik dari perspektif Arab, Barat, maupun Indonesia.

Al-Adab al-Wasfi: Sastra Deskriptif

Sastra deskriptif membahas elemen-elemen teoritis, historis, dan kritis yang mendukung pengkajian karya sastra. Al-Adab al-Wasfi terdiri dari tiga cabang utama:

1. Sejarah Sastra (Tarikh al-Adab)

Sejarah sastra adalah studi tentang perkembangan karya sastra dari masa ke masa. Fokusnya mencakup:

  • Perkembangan sastra: Meliputi kontinuitas dan perubahan yang terjadi.
  • Tokoh-tokoh sastra: Penulis atau penyair yang berpengaruh pada setiap era.
  • Karakteristik tiap tahap: Ciri khas dari masing-masing periode sastra.

2. Kritik Sastra (Naqd al-Adab)

Kritik sastra adalah analisis terhadap karya sastra untuk menilai kualitas, memahami makna, dan mengapresiasi estetika karya tersebut. Penjelasan lebih rinci akan dibahas di bagian terpisah.

3. Teori Sastra (Nazariyah al-Adab)

Teori sastra membahas:

  • Konsep dasar tentang sastra.
  • Unsur-unsur pembangun karya sastra.
  • Jenis-jenis sastra.
  • Metode dan pendekatan dalam mengkaji sastra.

Al-Adab al-Insyai: Sastra Kreatif

Sastra kreatif adalah ekspresi estetika yang diwujudkan melalui bahasa indah. Al-Adab al-Insyai terbagi ke dalam tiga kategori utama:

  1. Puisi (As-Syi’r): Karya sastra berbentuk bait dengan rima dan irama yang indah.
  2. Prosa (Nasr): Karya sastra yang tidak terikat pada aturan rima, seperti esai dan cerpen.
  3. Drama (Al-Masrahiyah): Karya sastra berbentuk dialog atau narasi yang biasanya dipentaskan.

Kritik Sastra (Naqd al-Adab)

A. Perspektif Arab

Menurut Ahmad al-Syayib (1964: 115):

لنقد الأدبى فى الاصطلاح هو تقديرالنص الأدبى تقديرا  صحيحا وبيان قيمتها ودرجتها الأدبية

"Kritik sastra adalah penilaian yang benar terhadap karya sastra serta menjelaskan nilai dan kualitasnya."

Sedangkan Thaha Mustafa Abu Karisy (1976: 5) mendefinisikan:

النقد الأدبى هو فن دراسة الاساليب الأدبية والتعريف على الجيد والردئ فيها

"Kritik sastra adalah kajian stilistika bahasa sastra untuk menilai keunggulan atau kelemahannya."

B. Perspektif Barat

Istilah kritik berasal dari bahasa Yunani:

  • Krites: Hakim.
  • Krinein: Menghakimi.
  • Kriterion: Dasar penghakiman.

Menurut Gayley Da Scott, kritik sastra melibatkan:

  1. Mencari kesalahan (fault-finding).
  2. Memuji (to praise).
  3. Menilai (to judge).
  4. Membandingkan (to compare).
  5. Mengapresiasi (to appreciate).

L.L. Duroche juga menambahkan dua elemen penting:

  1. Evaluasi (evaluation).
  2. Interpretasi (interpretation).

C. Perspektif Indonesia

Kritik sastra di Indonesia mencakup analisis, interpretasi, dan penilaian langsung terhadap karya sastra. Menurut Andre Hardjana (1981: 37):

"Kritik sastra adalah penyelidikan langsung terhadap suatu karya untuk menimbang nilai, menafsirkan, dan menjernihkan persoalan yang melingkupinya."

Sedangkan Rahmat Djoko Pradopo (1967: 9) mendefinisikan:

"Kritik sastra adalah pertimbangan baik buruk karya sastra."

Kesimpulan

Kritik sastra (Naqd al-Adab) memiliki peran vital dalam perkembangan sastra Arab maupun global. Dengan menganalisis karya secara mendalam, kritik sastra membantu pembaca memahami estetika, nilai, dan relevansi sebuah karya. Baik dalam tradisi Arab, Barat, maupun Indonesia, kritik sastra berfungsi sebagai panduan untuk mengeksplorasi kekayaan sastra dan mempertajam wawasan pembaca.

Apakah Artikel Ini Membantu?

Semoga artikel ini memperluas wawasan Anda tentang dunia sastra! ✍️

Komentar